Jurusan Akidah dan Filsafat Islam (AFI) kembali menyapa kalangan intelektual Muslim yang ada di lingkungan internal maupun eksternal IAIN Syekh Nurjati Cirebon melalui Diskusi Pakar ke-VIII. Acara diskusi kali ini hadir dengan format yang berbeda melalui sesi bedah Buku “Bukan Sekolah Biasa” karya Toto Rahardjo yang merupakan tokoh di balik suksesnya Sekolah SALAM Yogyakarta.
Acara yang digelar pada hari Selasa (23/10/18) dan di Ruang Aula Lantai 3 Rektorat IAIN Syekh Nurjati ini dipadati oleh 130 peserta yang hadir di sana. Karena itu, acara diskusi kali ini berjalan dengan meriah, tak kalah meriah dengan acara diskusi pakar sebelumnya yang telah menghadirkan Prof. Dr. Reza Ilahi Manesi dari Universitas Agama Teheran – Iran.
Materi yang disampaikan dalam diskusi kali ini lebih menggali soalan pendidikan. Mengingat pendidikan kita masih terkungkung pada sistem, masalah dan regulasi yang sudah sangat klasik, bahkan berulang-ulang. Penggalian tema seputar pendidikan ini diharapkan mampu dijadikan bekal bagi kalangan civitas akademika untuk meningkatkan mutu pendidikan, baik dalam proses, ouput maupun kerja sama dengan para partner ke depannya.
Menurut Toto Rahardjo, inilah saatnya sistem pendidikan mulai berbenah. Lebih tepatnya, proses pendidikan sudah harus mencari rumusan yang tepat guna. Hal ini bisa dilakukan melalui memilih area potensial dan pengembangan kemampuan peserta didik berbasis teknologi dan kearifan budaya lokal. Sedangkan terkait bidang yang dikembangkan diantaranya adalah pangan, kesehatan, grafis, audio visual, penulisan, mekanik, dan teknologi tepat guna.
Meski mungkin Sekolah SALAM yang didirikan Toto Rahardjo ini tidak mungkin menciptakan perubahan yang dramatis ataupun gradual dalam sistem pendidikan nasional. Tapi setidaknya, SALAM hadir dengan format dan pendekatan yang lebih adaptif terhadap lingkungan sekitarnya. Dimana proses penyelenggaraan pendidikan sudah seharusnya tepat guna. Artinya, ada manfaat yang bisa diaplikasikan dari sekolah kepada partisipan, lingkungan dan peserta didik itu sendiri. Dimana mata pelajaran yang diberikan harus menekankan pada prinsip membangun sikap mental dan kemampuan teknis yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi wilayah sekitarnya.